@ -1,95 +1,126 @@
Kota San Domingo, Republik Dominika, 15 Maret 2025. Sekitar pukul 22.20 waktu setempat, kami mendarat di Bandara International Las Americas. Perjalanan dengan jarak tempuh dan waktu yang panjang dari Semarang sampai ke tempat ini. Sekitar 27 jam. Kami, Romo Heru Hendarto SJ dan Romo Aria Dewanto SJ dari Pengurus Yayasan Kanisius, menghadiri undangan Fe y Alegria Assembly yang digelar mulai 16 s.d 21 Maret 2025.
Fe y Alegria International Federation adalah sebuah lembaga pendidikan Serikat Yesus yang berada di wilayah Amerika Latin, Amerika Tengah, Afrika, dan Eropa. Mereka mengelola pendidikan formal dan non-formal untuk masyarakat miskin. Ada sebanyak 1.783 Pusat Pendidikan yang tersebar di 22 negara, dengan 785.115 murid, 30.168 guru, 10.774 staf non-pendidikan, dan 299 religius (source: Annual Report 2023). Jumlah yang besar dan pantas disyukuri.
Pada pertemuan rutin 2025 ini, mereka merayakan perjalanan 70 tahun pelayanan federasi ini. Didirikan sejak tahun 1955 oleh Romo Jose Maria Velaz SJ di Caracas, Venezuela. Federasi ini kemudian berkembang dan memberikan dampak sosial yang signifikan bagi para murid yang dididik dan perkembangan lingkungan masyarakat. Saat ini Kantor Pusat Federasi berada di Bogota, Kolombia dan Romo Daniel Villanueva SJ, Koordinator Umum, menggerakan roda perjalanan federasi ini (ed. foto sebelah kiri). Perayaan syukur ini diselanggarakan oleh Fe y Alegria Republik Dominika sebagai tuan rumah, yang diketuai oleh Romo Jose Ramon Lopez SJ (ed. foto sebelah kanan).
Pada kesempatan istimewa itu, kami mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan tentang karya pendidikan di Yayasan Kanisius. Video Profile Yayasan Kanisius yang dibuat oleh Tim IT Cabang Yogyakarta rupanya mengesankan audiens. Anda dapat melihatnya sekarang di channel youtube Yayasan Kanisius. Selain itu, kami juga berdiskusi cukup panjang untuk menemukan kolaborasi dan jejaring macam apa yang paling mungkin antara kita dengan mereka. Hadir juga pada pertemuan ini teman-teman baru dari Laos, Kamboja, Nepal, dan Belize. Tidak kalah seru, perjumpaan dengan semua perwakilan 22 negara anggota fedarasi ini membuka wawasan dan suasana persaudaraan yang hangat. Keragaman memperkaya kehidupan. Kendala bahasa dapat diatasi dengan kesadaran bahwa kita semua adalah saudara dan bersama-sama mengemban misi Allah di dunia ini, khususnya dalam dunia pendidikan. (Kontributor: ariadewa sj)